JENDELA QOLBU

zwani.com myspace graphic comments

MASJID RAYA TAPEN dan MI DARUL ULUM TAPEN

Berhaji Bersama Nabi


Khudzuu 'anny manasikakum! Berhajilah kalian dengan tuntunan haji yang telah aku ajarkan! Demikianlah anjuran Rasulullah dalam salah satu haditsnya.

Hanya ada dua orang sahabat yang dibonceng menunggangi unta oleh Rasulullah saat beliau melakukan rangkaian ibadah haji. Keduanya adalah Usamah bin Zaid dan Fadhl bin Abbas. Nabi kerap membonceng mereka secara bergantian. Dengan cara ini Nabi hendak mengajari para sahabat yang lain tata cara melakukan ritual haji (manasik) melalui Usamah dan Fadhl. Kedua orang ini kemudian menjadi rujukan para sahabat yang ikut dalam rombongan haji Nabi. Hal ini bisa dimaklumi, karena kafilah haji Nabi kala itu diikuti oleh massa yang sangat banyak, sekitar 120.000 orang. Dengan demikian, dapat dimengerti jika harus ada ''asisten'' yang bisa membantu Nabi memberikan penjelasan kepada umat.

Perjalanan haji yang dilakukan Nabi beserta rombongan adalah sebuah ekspedisi yang cukup berat dan melelahkan. Yakni perjalanan darat dari Madinah menuju Makkah yang berjarak tak kurang dari 497 kilometer. Padahal hanya menunggang unta dan sebagian berjalan kaki. Mereka harus melewati padang gurun serta berbukitan yang tandus dan gersang. Wajar jika rombongan Nabi beberapa kali berhenti untuk bermalam dan berisitirahat di sejumlah tempat yang dilalui sebelum tiba di Makkah.

Beberapa daerah yang menjadi tempat persinggahan Nabi di antaranya Dzul Hulaifah, Suqya, Abwa', Juhfah, Sarif, serta Ghadir Khumm. Nama terakhir itu adalah tempat di mana Rasulullah mengumpulkan para sahabat sepulang dari menunaikan haji untuk membeberkan keistimewaan yang dimiliki Sayyidina Ali, sahabat dekat sekaligus menantu Nabi. Bagi kaum Syiah, peristiwa Ghadir Khumm ini kemudian dicatat sebagai monumen pembaiatan Ali. Yang menarik, rute yang dilalui rombongan Nabi waktu berangkat haji tidak berbeda dengan jalur yang dilewati ketika pulang ke Madinah.

Buku karya O. Hashem ini sangat detail dan lengkap merekam perjalanan haji Rasulullah. Dicetak dengan ukuran yang unik, yakni berbentuk persegi empat dengan sampul hard cover, penulis melengkapi sajian tulisannya dengan hiasan aneka foto dan sketsa pendukung yang membuat buku ini menarik dan tidak melelahkan saat dibaca.

Secara garis besar, kronologi perjalanan haji Nabi bisa disimpulkan dalam beberapa bagian penting. Pada 24 Dzulqa'dah tahun 10 Hijriyah bertepatan 21 Februari 622 M, nabi memimpin keberangkatan rombongan besar dari Madinah menuju Makkah. Pada 4 Dzulhijjah Nabi dan kafilah tiba di Makkah. Artinya, perjalanan itu ditempuh dalam waktu 10 hari.

Setibanya di Makkah mereka langsung melakukan thawaf qudum sebagai pertanda kedatangan. Beragam praktik ibadah sunnah (termasuk umrah) dilakukan Nabi sebelum memasuki masa puncak haji, yakni 8 sampai 13 Dzulhijjah.

Rangkaian prosesi haji pun selesai pada 13 Dzulhijjah. Nabi dan rombongan lalu berpamitan dengan cara melakukan thawaf perpisahan sebelum kembali ke Madinah. Tidak lama setelah itu, 124 hari dari keberangkatan haji awal itu atau tepat 12 Rabiul Awal 11 H, Nabi meninggal dunia. Wafatnya utusan Allah paling mulia ini memberikan dampak sosiologis yang cukup besar dan berpengaruh pada kehidupan masyarakat muslim, lebih-lebih yang berada di Madinah. Namun, Abu Bakar kemudian dapat menyadarkan umat Islam bahwa Muhammad juga manusia yang pada akhirnya harus menghadap Zat yang menciptakannya. Beruntung, sebelum wafat Nabi masih sempat mengajarkan manasik haji kepada para sahabat. Muhammad meninggal dunia ketika ajaran-ajarannya telah disampaikan dengan sempurna.

Di samping mengulas tentang sejarah manasik haji, buku ini secara utuh juga menggambarkan sosok Nabi Muhammad, tokoh panutan dan makhluk istimewa di mata Allah. Muhammad adalah pribadi yang sangat bersahaja. Pola hidupnya tak jauh dari keseharian masyarakat Arab yang rata-rata miskin. Beliau menisik bajunya sendiri, mendandani sandal, menimba air, mencuci pakaian, memerah susu kambing, serta menggembala ternak dengan mengambil upah pada saudagar Arab. Makanan kesehariannya hanyalah gandum, kurma, dan bahkan seringkali berpuasa karena memang tidak ada makanan yang hari itu bisa disediakan keluarganya.

Oleh karena itu, dalam karyanya Histoire de la Turque, peneliti asal Prancis, Lamartine, pernah mengungkapkan, ''Kalau kebenaran tujuan, kecilnya alat yang dipakai, serta besarnya hasil yang dicapai, merupakan ukuran kebesaran seorang manusia, maka adakah orang yang lebih besar dari Muhammad?'' Kesimpulan Lamartine ini sekaligus menepis tudingan sinis dari para orientalis Barat yang kerap mengejek Muhammad dan memandangnya secara negatif.

Ada beberapa catatan penting yang kita petik setelah membaca sejarah yang terjadi empat belas abad silam itu. Pertama, literatur yang komprehensif mengupas seputar haji ala Rasulullah, ternyata cukup langka ditemukan. Hampir tidak ada referensi haji yang bercerita secara kronologis, rinci, dan lengkap mengenai kisah perjalanan haji Nabi Muhammad. Kedua, ritual tahunan ini hanya wajib dilaksanakan bagi mereka yang mampu dari segi biaya (finansial, mental, dan sosial). Ketiga, Nabi hanya memerintahkan umat mengikuti caranya berhaji. Keempat, ternyata Nabi hanya berhaji sekali seumur hidupnya.

Buku ini dengan jernih menjelaskan bagaimana Rasul menunaikan sekaligus mengajarkan tata cara ibadah haji dengan jalan menapaktilasi rute haji yang telah dilalui para Nabi sebelumnya (thariqul anbiya'). Mulai dari persiapan yang dilakukan, cara manasik, apa yg dilaksanakan Rasul di sela-sela melakukan haji, bagaimana beliau melakukan wisata religi, di mana saja tempat-tempat yang memiliki warisan nilai sejarah, bagaimana mengakhiri prosesi haji, apa saja peristiwa yang terjadi setelah pulang dari haji, sampai pada detik-detik terakhir menjelang wafatnya junjungan agung kaum muslimin itu. Mungkin akan lebih seru dan menarik jika buku ini juga dicetak versi gambar grafisnya atau dalam bentuk komik. (*)

MANFAAT INTERNET BAGI DUNIA PENDIDIKAN

Tgp. By. AH. HAMDAH*

Internet berawal dari institusi militer dan penelitian di Amerika Serikat berkembang sekitar tahun 1980 an. Dan Masuk ke Indonesia mulai sekitar tahun 1990-an, Penggunaan Internet untuk kepentingan bisnis baru dilakukan semenjak tahun 1995.Di luar negeri, Internet ini sering diasosiasikan dengan perguruan tinggi, sementara di Indonesia, Internet lebih diasosiasikan dengan bisnis (ISP, e-commerce) dan entertainment.

Akses internet ke sumber informasi. Sebelum adanya Internet, masalah utama yang dihadapi oleh pendidikan (di seluruh dunia) adalah akses kepada sumber informasi. Perpustakaan yang konvensional merupakan sumber informasi yang sayangnya tidak murah. Buku-buku dan journal harus dibeli dengan harga mahal. Pengelolaan yang baik juga tidak mudah. Sehingga akibatnya banyak tempat di berbagai lokasi di dunia (termasuk di dunia Barat) yang tidak memiliki perpustakaan yang lengkap. Adanya Internet memungkinkan mengakses kepada sumber informasi yang mulai tersedia banyak. Dengan kata lain, masalah akses semestinya bukan menjadi masalah lagi.

Internet dapat dianggap sebagai sumber informasi yang sangat besar. Bidang apa pun yang anda minati, pasti ada informasi di Internet. Contoh-contoh sumber informasi yang tersedia secara online antara lain:
· Perpustakaan
B· Ensklopedia
C· Kamus On line. MIT mulai membuka semua materi kuliahnya di Internet.

D. TV / Radio online / Koran online dll.

Di Indonesia, masalah kelangkaan sumber informasi konvensional (perpustakaan) lebih berat dibanding dengan tempat lain. Adanya Internet merupakan salah satu solusi pamungkas untuk mengatasi masalah ini.

Akses ke pakar. Internet menghilangkan batas ruang dan waktu sehingga memungkinan seorang siswa berkomunikasi dengan pakar di tempat lain. Seorang siswa di Makassar dapat berkonsultasi dengan dosen di Bandung atau bahkan di Palo Alto, Amerika Serikat.

Media kerjasama. Kolaborasi atau kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan dapat terjadi dengan lebih mudah, efisien, dan lebih murah.

Permasalahan Internet Untuk Pendidikan

Penjabaran di atas tentunya membawa kita pada pertanyaan mengapa kita belum banyak menggunakan Internet untuk keperluan pendidikan di Indonesia. Ada beberapa alasan, dimana sebagian akan diungkapkan pada bagian-bagian di bawah ini.

Kurangnya penguasaan bahasa Inggris. Suka atau tidak suka, sebagian besar informasi di Internet tersedia dalam bahasa Inggris. Penguasaan bahasa Inggris menjadi salah satu keunggulan (advantage).

Kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia. Kita sadari bahwa tidak semua orang Indonesia akan belajar bahasa Inggris. Untuk itu sumber informasi dalam bahasa Indonesia harus tersedia. Saat ini belum banyak sumber informasi pendidikan yang tersedia dalam bahasa Indonesia. Konsep berbagi (sharring), misalnya dengan membuat materi-materi pendidikan di Internet, belum merasuk. Inisiatif langka seperti ini sudah ada namun masih kurang banyak.

Catatan : itu dulu namun sekarang situs (alamat) di internet sudah banyak yang berbahasa Indonesia.

Akses Internet masih mahal. Meskipun sudah tersedia, akses ke Internet masih mahal. Namun hal ini diharapkan akan menjadi lebih murah di masa yang akan datang. Diharapkan akselerasi penurunan harga menjadi fokus utama dari Pemerintah. Mekanisme lain adalah adanya subsidi dari pemerintah untuk institusi pendidikan.

Catatan : itu dulu namun sekarang akses internet sangat murah karena per jam hanya Rp. 2.500,-

Akses Internet masih susah diperoleh. Beberapa daerah di Indonesia masih belum memiliki jalur telepon yang dapat digunakan untuk mengakses Internet.

Catatan : itu dulu namun sekarang akses internet sangat mudah karena setiap pelosok sudah ada warnet.

Guru belum siap. Guru di Indonesia masih belum siap untuk menggunakan Internet sebagai bagian dari pengajarannya. Padahal guru merupakan salah satu pengguna yang dapat memanfaatkan Internet sebaik-baiknya. Salah satu contohnya adalah mencari soal-soal latihan untuk kelasnya. Jika setiap guru di Indonesia membuat dua (2) soal dan menyimpannya di Internet, maka akan ada ribuan bahkan bisa jutaan soal yang dapat digunakan untuk latihan di kelas.

Catatan : Nah ini kayaknya yang masih terjadi sampai hari ini, yang dapat menggunakan internet baru sebagian kecil guru, solusinya ya diadakan pelatihan internet untuk untuk para guru.

Penutup

Internet merupakan salah satu produk teknologi yang dapat membantu kita meningkatkan taraf hidup melalui pendidikan. Meskipun masih banyak tantangan, kita masih dapat memanfaatkan Internet sebesar mungkin untuk kepentingan dunia pendikan khususnya dan seluruh lapisan masyarkat pada umumnya.

* Pemerhati IT Tingkat Ndeso/Tinggal di Kaki Gunung Pucangan Jombang Jawa Timur Indonesia. Medio Desember 2008.

Peran Internet Bagi Pendidikan Anak

Nopember 16, 2007 ·

Ajarlah anak-anak kamu serta keluarga kamu budi bicara yang baik dan didiklah mereka.

Sebelum memperkenalkan komputer kepada anak, orangtua maupun guru seharusnya dapat memahami perkembangan pemahaman anak, dimana pada usia 0 -2 tahun anak mendapatkan pemahamannya dari penginderaannya. Kemudian usia 2 - 7 tahun anak mulai belajar menggunakan bahasa, angka dan simbol-simbol tertentu. Pada usia 7 - 12 tahun anak mulai dapat berpikir logis, terutama yang berhubungan dengan obyek yang tampak langsung olehnya.

Yang saat ini perlu menjadi perhatian bagi orangtua maupun guru adalah bagaimana cara memperkenalkan komputer kepada anak. Hal yang perlu dicoba adalah dengan program-program aplikasi (software) yang bersifat “Edutainment” yaitu perpaduan antara education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). Selain itu program (software) aplikasi “Edutainment” tersebut mempunyai kemampuan menumbuhkembangkan kreatifitas dan imajinasi anak serta melatih saraf motorik anak. Contohnya program permainan kombinasi benda, menyusun benda atau gambar (Puzzle) serta program berhitung dan software-software lain yang didukung perangkat multimedia.

Selain program aplikasi (software), dunia internet semakin berarti bagi anak-anak. Internet memungkinkan anak mengambil dan mengolah ilmu pengetahuan ataupun informasi dari situs-situs yang dikunjunginya tanpa adanya batasan jarak dan waktu. Di samping itu masih ada manfaat lain yang didapat dari internet, misalnya surat menyurat (E-mail), berbincang (chatting), mengambil dan menyimpan informasi (download). Untuk perkembangan pendidikan selanjutnya teknologi “Teleconference” (Konferensi interaktif secara on line dari jarak jauh) dirasakan sudah pantas di coba dan dikembangkan, karena dapat menghemat waktu, tenaga pengajar, kapasitas ruang belajar serta tidak mengenal letak geografis.

Pengawasan dalam penggunaan komputerpun harus lebih ketat, namun tanpa melampaui batas-batas kewajaran. Coba untuk membeli software yang bisa menghambat situs-situs porno, kekerasan, pendidikan menyimpang dan situs lainnya yang dapat merusak kepribadian anak. Ajarkan anak kita untuk menjadi anak yang mandiri, sabar, jujur, ikhlas, berani, bertanggung jawab, kreatif, kuat dan berbudi pekerti luhur.

Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah tetapi pada kedua-duanya ada kebaikan. Peliharalah perkara-perkara yang dapat memberi manfaat, mintalah pertolongan kepada Allah, Jangan menyerah kepada perasaan buntu (kalah), dan jika kamu terkena sesuatu tidak baik janganlah berkata: Kalaulah saya sudah buat begitu ia menjadi begini, tetapi katakanlah; Allah telah mentakdirkan dan apa yang Dia kehendaki telah pun terlaksana. Sesungguhnya “kalau” membuka pintu syaitan.

(Riwayat Muslim)

Internet dan Pendidikan

Desember 11, 2007 ·

Indonesia terdiri dari 17,000 lebih pulau dan kira-kira ada 300 bahasa daerah yang masih digunakan. Krisis Ekonomi & Korupsi (Krisis Kepercayaan) sekarang semakin menunjukkan betapa pentingnya suatu komunikasi baik secara lokal maupun global. Komputer dan Internet sudah diterima sebagai alat yang penting untuk komunikasi dan bisnis di Indonesia, sehingga sekarang menjadi hal yang penting pula untuk pendidikan Indonesia yang sedang mengalami reformasi.

Awal dari milenium baru dan reformasi menjanjikan harapan untuk mempercepat perkembangan sektor pendidikan di Indonesia. Kunci utama yang memicu akan timbulnya harapan baru tersebut berjalan kearah desentralisasi, manajemen berbasis sekolah, dan pemberdayaan sekolah serta masyarakat untuk mempengaruhi hasil (outcomes) sekolah, juga kesatuan tujuan-tujuan dari semua sektor pendidikan.

Dimasa lalu telah dibentuk sistem komunikasi yang efisien dan efektif untuk menyebarkan informasi ke berbagai semua sektor di kalangan pendidikan. Desentralisasi pendidikan akan membutuhkan paradigma dan peran baru untuk administrasi pendidikan. Komponen utama dalam peran baru ini yaitu meliputi ; monitoring yang efisien, pengidentifikasian kebutuhan dan menempatkan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain untuk menghadapi kebutuhannya. Pada umumnya masalah-masalah utama pendidikan berdasarkan sistemnya, dan sekarang potensi sumber daya manusia disemua sektor tidak dimanfaatkan secara penuh. Kebanyakkan penelitian dan pengembangan yang dimulai pada masa transisi baru ini seharusnya diarahkan pada pengembangan sitem komunikasi yang memberdayakan beberapa sektor pendidikan untuk membantu pengembangan dan arah masa depan pendidikan di Indonesia.

Sistem komunikasi

Penekanan penting akan memaksimumkan sumber daya manusia disemua sektor, berarti kita akan membutuhkan sisitem komunikasi yang sangat efektif. Apabila kita merespons pada kebutuhan fokus awal seharusnya lebih berdasarkan penerimaan informasi daripada penyebaran informasi. Hal ini hampir memutarbalikan peran jika dibandingkan dengan peran komunikasi administrasi pendidikan yang dulu.

Penelitian mengenai pengembangan sekolah secara jelas menunjukan salah satu cara yang paling efektif bagi sekolah yang ingin berkembang secara mandiri yaitu lewat berbagi (sharing) informasi dan ide-ide. Salah satu dukungan yang terbesar untuk pengembangan pribadi dan profesi kepala sekolah yang memanfaatkan proses pembaharuan yaitu komunikasi yang terbuka dan mendukung melalui forum rutin kepala sekolah. Melalui penyampaian masalah secara kolektif diantara rekan seprofesi sudah menghasilkan solusi yang efektif dan dapat direalisasikan.

Masukan (input) dan kontribusi langsung dari para pemegang peran (stakeholders) yang lain; siswa, orang tua dan anggota masyarakat juga memberikan informasi yang sangat membantu dan meningkatkan dukungan masyarakat bagi pengembangan sekolah. Jika obyektifitas utamanya adalah memaksimalkan pendidikan sumber daya manusia maka hal itu telah meningkatkan hubungan komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan para pemegang peran (stakeholders). Lagipula kunci utama untuk meningkatkan komunikasi harus terfokus pada saling berbagi komunikasi terbuka dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan dukungkan dari segala bidang.

Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi baru ini yaitu harus menyiapkan siswa untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Kemampuan untuk berbicara bahasa asing dan kemahiran komputer adalah dua kriteria yang biasa diminta masyarakat untuk memasuki lapangan kerja baik di Indonesia maupun diseluruh dunia. Dan hanya sekitar 20-30 % lulusan sekolah menengah yang melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi, maka dengan adanya komputer yang telah merambah disegala bidang kehidupan manusia hal itu membutuhkan tanggung jawab sangat tinggi bagi sistem pendidikan kita untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran komputer ( lihat bagian Pendaluan-Komputer )

Oleh karena adanya prioritas yang tinggi untuk membangun fasilitas komputer diseluruh sekolah-sekolah di Indonesia dan adanya jarak yang cukup jauh antara sekolah provinsi di Indoesia, sepertinya Internet pilihan yang cukup baik untuk mengembangkan komunikasi antar sekolah, Kanwil, Kandep, dan DEPDIKNAS yaitu dapat dilakukan lewat Internet. Beberapa sekolah telah mengambil inisiatif untuk membangun fasilitas mereka sendiri. Berdasarkan langkah yang sudah ada ini, dan membiarkan hal itu berkembang sendiri yaitu tetap konsisten akan kebutuhan belajar siswa kita, maka Internet sebagai strategi yang sesuai untuk menjadi medium komunikasi yang sah.

Internet dalam belajar dan mengajar (7 tahun kemudian - Membaca!)

Kekayaan akan informasi yang sekarang tersedia di Internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan imajinasi dari para penemu system yang pertama. Internet awalnya diciptakan untuk kebutuhan system pertahanan militer supaya dapat didesentralisasikan sehingga dapat mengurangi resiko kerusakkan total, mungkin saja hal inibisa terjadi apabila sistem sentral komputer utama dimusnahkan.

Internet juga dapat didesentralisasikan dan diberdayakan. Dengan menggunakan internet kita dapat mengakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan sedang berkembang secara cepat sekali. Kita dapat berkomunikasi secara masing-masing atau secara massa yang dapat dilakukan dimana saja diseluruh dunia hanya dalam waktu beberapa detik saja. Kita dapat menyebarkan (publish) informasi yang bisa di akses dari mana saja di seluruh dunia dalam waktu singkat sekali. Kita dapat berkomunikasi secara langsung (real time) melalui telepon dan unit video processing. Kita bisa melakukan “chat” melalui jaringan gratis “chat” yang sangat luas yaitu mIRC.

Bagi para guru internet menawarkan beberapa kesempatan untuk diraih:

    • (a) Meningkatkan pengetahuan
      (b) Berbagi sumber diantara rekan sejawat/ sedepartemen
      (c) Bekerjasama dengan guru-guru dari luar negeri
      (d) Kesempatan untuk menerbitkan /mengumumkan secra langsung
      (e) Mengatur komunikasi secara teratur
      (f) Berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik local maupun internasional.
      (a). Mengakses rencana belajar mengajar & metodologi baru
      (b). Bahan baku & bahan jadi cocok untuk segala bidang pelajaran
      (c). Mengumumkan dan berbagi sumber. Sangat tingginya popularitas / sangat tingginya minat untuk meningkatkan siswa lebih terfokus belajar.
  • Pengembangan Profesional
    Sumber bahan mengajar :

Untuk siswa Internet menawarkan kesempatan untuk;

    • (a). Meningkatkan pengetahuan
      (b). Belajar berinteraktif
      (c). Mengembangkan kemampuan di bidang penelitian
      (a). Meningkatkan komunikasi dengan siswa lain
      (b). Meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada diseluruh dunia
  • Belajar sendiri secara cepat :
    Memperkaya diri :

Walaupun Internet berpotensi untuk menyampaikan keuntungan-keuntungan tersebut bagi para guru maupun para siswa, pemakaian Internet di kelas hendaknya harus disusun sedemikian rupa dengan belajar mendefisinasikan secara obyektif. Kegiatan siswa juga harus dimonitor dengan baik.

Kenapa?

Seperti mana yang telah dikatakan sebelumnya bahwa Internet itu berisi berbagai macam informasi dan sumber-sumber informasi lain, meskipun didalamnya juga terkandung hal-hal yang tidak berguna dan menghabiskan waktu sehingga mengganggu pelajaran siswa dengan mudahnya. Padahal keikutsertaan dalam kegiatan ini diluar jam belajar siswa, mungkin saja dapat memberi keuntungan bagi pengetahuan mereka atau mengembangkan kemampuan lainnya. Waktu belajar di kelas harus tetap difokuskan pada pelajaran utama. Rencana belajar mengajar yang efektif untuk menggunakn Internet akan memerlukan beberapa kemampuan baru guru untuk dapat lebih mengefektifkan waktu.

Satu dari keuntungan yang sangat potensial dari Internet selain untuk para administrator dan kepentingan sekolah, yaitu mngkin adalah untuk memudahkan pengoleksian lembaran data-data sekolah yangdaat langsung terkirim ketujuannya baik ke perorangan maupun ke masyarakat luas.

Guru, terutama guru bahasa dan guru pelajaran ilmu sosial, dapat mengambil (down-load) berita dan kejadian terkini yang bisa digunakan sebagai bahan mengajar di kelas pada hari yang sama saat itu juga. Semua guru dapat menggunakan Internet baik untuk keperluan pengembangan pribadi maupun secara profesional bekerjasama dalam wilayah regional maupun diseluruh dunia.

Perlengkapan apa saja yang diperlukan untuk dibeli?

Penulis menyarankan sebagai langkah awal membeli satu unit komputer dengan modem didalamnya dan CD ROM drive. Dan komputer ini harus ditempatkan di ruang perpustakaan sekolah sehingga bisa dipergunakan oleh seluruh staf dan para siswa serta harus diawasi pemakaiannya oleh petugas perpustakaan. Petugas perpustakaan ini juga harus dilatih untuk menangani perawatan dan pemeliharaan rutin komputer. Serta mereka juga diberi wewenang khusus untuk mengatur jadwal pemakaian komputer dengan cara sistem memesan tempat.

Biaya : Antara Rp. 3.000.000,- - Rp.5.000.000,- tergantung nilai tukar rupiah.

Apabaila sekolah anda sudah mempunyai laboratorium komputer maka bentuk modem terpisah dapat dibeli dengan harga yang cukup murah untuk mengakses Internet dari laboratorium, tergantung permintaan. Bentuk modem terpisah ini juga dapat disediakan bagi pemakaian di departemen.

Apalagi yang diperlukan?

Pastinya anda membutuhkan Internet Service Provider (ISP). Ini adalah sejenis perusahaan yang menyediakan jasa sambungan/ hubungan ke Internet melalui saluran telepon. Penulis menyarankan sebagai langkah awal, sebaiknya membuka sebuah account siswa sampai mereka tahu berapa menit per bulannya yang mereka perlukan. Cobalah untuk mendaftar USER-NAME ( nama pemakai ) berhubungan dengan nama sekolah anada, contohnya SMK3PALU, karena ini juga dapat digunakan sebagai alamat e-mail anda ( lihat dibawah ). Ada daftar Internet Service Provider dalam petunjuk homepage ini.

Biaya : Antara Rp.50.000,- - Rp.100.000,- per bulan + Biaya pemasangan ringan. E-mail Account

Biasanya ISP menyediakan paling tidak satu account e-mail dan ini menggunakan “user name” anda, contohnya diambil dari contoh diatas SMK3Palu@Sulawesi.Net. Account ini bisa juga dipakai untuk keperluan resmi sekolah.

E-mail Account Siswa

Penulis menyarankan bahwa siswa-siswa sebaiknya membuka e-mail account pribadi di http://mail.yahoo.com, http://www.hotmail.com, atau salah satu dari sekian banyak e-mail provider gratis yang ada. E-mail account tersebut diatas lebih disukai dari account servis provider karena mereka dapat digunakan secara permanen. Dan ini juga merupakan ide yang baik bagi sekolah-sekolah untuk mempunyai alamat e-mail alternatif, apabila dalam keadaan mendesak mereka mengganti servis provider. Saya akan menyarankan menggunakan Yahoo.com karena mereka memperbolehkan anda untuk POP surat anda, mengirim surat ke alamat lain (forwarding), ataupun membacanya dari situs internet mereka dimana saja ( lebih fleksibel).

Homepage dan Nama Domain

Ada banyak sekali homepage provider gratis. Penulis yakin bahwa saat ini yang terbaik adalah http://www.crosswinds.net dan http://www.geocities.com/ karena servis yang mereka tawarkan cukup masuk akal (lihat dibagian cara membuat homepage).

“Domain Name” (alamat khusus di Internet) tidaklah sangat penting terkecuali bila anda adalah organisasi yang mencari keuntungan atau untuk bisnis. Kecuali bila domain name anda mudah untuk diingat seperti “Pendidikan.Net” maka manfaatnya tidak terlalu penting. Apabila anda membuat homepage di Crosswinds.Net maka anda mempunyai alamat (atau URL) seperti htpp://www.croswinds.net/~SMK3Palu. Bila anda mengunjungi homepage link di SLTA.Net atau SLTP.Net maka anda akan menjumpai banyak homepage sekolah yang berlokasi di situs gratis seperti ini. Keuntungan utama dari situs gratis ini adalah tidak dikenakan biaya perawatan dan tidak terkait apapun ISP yang anda pilih .

Telepon dan Pulsa

Seringkali kalau guru atau Kepsek ditanya “sudah punya Internet?” Jawabannya “Belum, pulsa telepon terlalu mahal”

Apakah, kalau sekolah Anda bisa berkomunikasi dengan semua sekolah di Indonesia, dengan Kanwil, Kandep, atau Dikmenum lewat telepon selama lima menit sehari atau kurang masih merasa mahal?. Sebagai contoh, saya download e-mail dari dua provider (Yahoo dan Crosswinds) dari banyak alamat e-mail yang saya punya setiap pagi dan perlu waktu kurang dari lima menit (<5>Setelah itu sambungan ke Internet langsung dimatikan.

Surat-surat tsb dibaca OFF-LINE (tidak sambung ke Internet) dan tidak ada ongkosnya. Surat-surat ini dapat diprint atau dicopy (blok dan copy) ke Word, Wordpad, atau Notepad untuk di bawa ke tempat line (lewat disket).

Tetapi bagaimana kalau kita mau kirim surat atau membalas surat?

Sama juga:

  • 1. Membuat surat dulu di Word atau Notepad atau Wordpad.
  • 2. Buka browser kalau pakai Netscape (klik mail) atau kalau pakai Internet Explorer buka Microsoft Outlook.
  • 3. Buka “New Msg” di Netscape atau “New” di Microsoft Outlook.
  • 4. Mengisi alamat e-mail, subject, dan isinya surat.
  • 5. Kalau lebih dari satu surat mengulang step 3 & 4 sampai semua surat sudah dibuat.
  • 6. Kalau sudah selesai baru sambung ke Internet.
  • 7. Klik “Send” (kirim surat) di semua surat masing-masing (langsung saja).
  • 8. Kalau Anda pakai Microsoft Outlook Anda juga harus klik “Send/Receive” setelahnya.
  • 9. Tunggu sampai semua surat sudah dikirim (biasanya cepat).
  • 10. Kalau di Microsoft Outlook Anda secara automatis menerima surat baru juga kalau ada. Kalau Anda pakai Netscape sebaiknya cek kalau ada surat baru Klik “Get Msg”.
  • Matikan sambungan ke Internet.

Kalau Anda pakai sistem ini pulsa telepon tidak akan mahal. Jadi, setiap pagi sambung sebentar saja. Selama waktu itu dapat mengirim surat-surat yang sudah disediakan siang hari sebelumnya dan menerima surat yang baru.

Bagaimana dengan Searching the Internet?

Terus-terang, kalau siswa/i memakai Internet di dalam waktu belajar, gurunya harus sangat berpengalaman untuk menggunakan waktu dengan hemat agar menghasilkan pelajaran yang baik. Mungkin Internet bisa dipakai dengan cara ini setelah guru-guru sudah cukup berpengalaman. Saya pernah memakai Internet untuk mengajar tetapi tujuan pelajaran dan kegiatan siswa/i harus jelas dan dimonitor terus.

Untuk guru Internet juga bisa menghabiskan banyak waktu dan uang kalau kita tidak membuat sistem yang baik dari awalnya. Maksud saya, daripada semua guru cari informasi yang sama dan menghabiskan waktu masing-masing, penting sekali bila kita membuat pusat informasi tentang situs yang bagus dan relevan. Kalau sudah ada pusat informasi guru hanya perlu kirim e-mail ke pusat dan minta URL (Universal Resource Locator - alamat homepagenya). Jadi, cuma satu orang yang mencari (lebih hemat) dan informasi ini bisa dipasang di halaman “links informasi” di Website pusatnya supaya kalau guru lain cari informasi bisa cek disitu dulu.

Sesuai dengan yang sudah sering dikatakan, sebaiknya semua siswa/i di Indonesia dapat pengalaman memakai komputer dan Internet. Kebanyakan mengenai Internet dan cara membuat homepage misalnya kita dapat mengajar dengan komputer tanpa sambung ke Internet. Kalau kita ingin membuat program keterampilan komputer biayanya bisa dinaikkan sesuai dengan ongkos bila siswa/i menggunakan waktu di Internet (sharing) dalam programnya. Lebih baik siswa dapat kenalan Internet saja di sekolah dan melanjutkan kemampuan sendiri di Warung Internet. Di banyak sekolah yang belum punya fasilitas Internet siswa/inya sudah lama memakai Internet dan pengalamannya juga banyak. Pengalaman mereka bisa digunakan untuk membantu guru atau pustakawan untuk belajar mengenai Internet. Dengan teknologi baru ini sebaiknya kita mengunakan semua kemampuan SDM di sekolah.

Kesimpulan:

Kalau kita ingin mengajar, kita perlu memperhatikan hal-hal utama yaitu rencana dan strateginya. Sama dengan Internet. Kalau kita ingin membuat sistem komunikasi yang baik dan hemat, dan meningkatkan pendidikan siswa/i dalam ilmu komputer yang sesuai dengan dana sekolah, yang penting rencana (program) yang baik, dan strategi-strategi yang terbaik sesuai dengan keadaan sekolahnya. Dengan prinsip-prinsip yang disebut di dalam “Kiat Mendapatkan Dana” kita bisa secara terus-menerus melakukan peningkatan mutu pendidikan di sekolah kita secara mandiri.

GELIAT KAUM TRADISIONALIS

Pada 2006, Ahmad Baso, intelektual muda NU asal Makassar, meluncurkan buku, NU Studies: Pergolakan Pemikiran Antara Fundamentalisme Islam dan Fundamentalisme Neo-Liberal. Membaca buku itu, perhatian saya segera tertuju pada frase NU Studies. Secara verbatim, NU Studies berarti kajian tentang NU. Kalau sekedar mengurai dari makna harfiahnya, frase NU Studies terkesan tidak begitu istimewa. Tetapi yang dikehendaki Baso melebihi makna harfiah itu.

Dengan NU Studies, tegas Baso, NU tidak lagi sekadar dijadikan objek, tetapi menjadi subjek yang dapat menarasikan dirinya (NU) yang terbebas dari pencitraan-pencitraan negatif sebagaimana pendekatan kolonialisme (colonialism). Dengan kata lain, Baso ingin agar semua kajian tentang NU menggunakan perspektif ''orang dalam'' (insider), bukan perspektif ''orang luar'' (outsider) sehingga narasi tentang NU menyerupai narasi yang dibuat oleh orang-orang NU sendiri.

Kegelisahan Baso pernah dialami Zamakhsyari Dhofier, mahasiswa doktoral di The Australian National University, Canberra, Australia. Kegelisahan Dhofier di samping dipicu oleh langkanya kajian terhadap fenomena NU dan lingkungan di sekitarnya, juga karena --kalau toh NU dijadikan sebagai bahan kajian-- penjelasan terhadap NU jauh dari memuaskan karena terlalu condong pada pendekatan ''orang luar''.

Kegelisahan Dhofier kemudian dituangkan dalam penelitian disertasi Ph.D-nya, The Pesantren Tradition: A Study of the Role of the Kyai in Maintenance of the Traditional Ideology of Islam in Java (1980). Dua tahun kemudian, tesis tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit LP3ES dengan judul, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai (1982).

Dhofier memang tidak meneliti NU, melainkan pesantren. Tetapi, bagi yang akrab dengan NU, tentu menyadari bahwa pesantren merupakan pilar penting bagi kaum ''Islam tradisional'' pada umumnya, dan NU pada khususnya. NU dan pesantren tak ubahnya seperti dua sisi mata uang.

Penelitian Dhofier segera mendapat perhatian dan menjadi rujukan peneliti berikutnya. Salah satu nilai lebih penelitian Dhofier bila dibandingkan dengan peneliti lainnya, adalah pada pencitraan terhadap komunitas ''Islam tradisional''. Dhofier mengaku tidak puas terhadap peneliti sebelumnya yang cenderung negatif dalam membuatkan pencitraan terhadap dunia pesantren.

Dhofier menyebut dua nama yang dinilai gagal dalam memahami pesantren, yakni Clifford Geertz dan Deliar Noer. Menurut Dhofier, kedua nama itu secara sepihak mencitrakan ''Islam tradisional'' sebagai komunitas yang menempati posisi kelas dua di bawah komunitas ''Islam modernis''. Tidak cukup di situ, ''Islam tradisional'' juga dianggap akrab dengan pelbagai praktik keagamaan sinkretik. Tidak seperti Geertz dan Noer, Dhofier justru menemukan berbagai episode kreatif pada komunitas ''Islam tradisional''. Dengan menggunakan teori continuity and change (kesinambungan dan perubahan), Dhofier sampai pada suatu titik simpul, pesantren sebagai pilar utama NU terus menggeliat merancang perubahan dengan tetap berpijak pada tradisi keilmuan klasik.

Perubahan di tubuh ''Islam tradisional'' mendapatkan energi baru ketika pada 1984 terjadi peristiwa yang memiliki makna historis bagi perkembangan NU pada masa-masa berikutnya. Pada tahun itu, NU menorehkan catatan penting melalui muktamar yang berlangsung di Situbondo. Setidaknya ada dua catatan penting dari muktamar tersebut. Pertama, NU melakukan reposisi politik dengan kembali ke Khittah 1926. Kedua, muktamar berhasil memilih Kiai Achmad Siddiq (1926-1991) dan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menempati posisi penting dalam keorganisasian NU. Kiai Ahmad Siddiq menempati posisi sebagai Rais 'Am Majelis Syuriah, sedangkan Gus Dur di posisi ketua umum Lajnah Tanfidziyah.

Khittah 1926 serta terpilihnya Gus Dur, ditambah Kiai Achmad Siddiq di posisi syuriah, merupakan energi baru bagi kelanjutan perubahan dalam komunitas ''Islam tradisional'' sehingga tetap eksis dan dinamis kendati menghadapi pelbagai tantangan yang semakin rumit. Bagaimana geliat perubahan komunitas ''Islam tradisional'' di era Gus Dur? Pertanyaan inilah yang dijawab Djohan Effendi dalam buku ini. Buku ini semula merupakan disertasi Effendi sebagai syarat menyelesaikan studi di Departement of Religious Studies, School of Social Inquiry, Faculty of Arts, Deakin University, Australia. Karena ingin menyajikan geliat perubahan NU di era Gus Dur, tentu hal yang wajar jika Effendi perlu memberikan highlight pada mantan presiden keempat ini.

Pada bagian awal buku ini (hlm. v), misalnya, Effendi mengatakan bahwa sebagai pimpinan NU, Gus Dur telah menjadi inspirator bagi kiai dan intelektual muda (NU) terlibat dalam pengembangan wacana keagamaan baru (new religious discourses).

Tampaknya tidak ada yang berlebihan pada ungkapan Effendi tersebut. Sepertinya peran Gus Dur dalam menciptakan atmosfer baru, setidaknya di kalangan warga nahdliyin, terutama dari sisi intelektual, sulit dibantah. Bahkan, peran Gus Dur bisa dilihat dalam spektrum yang lebih luas, yang melampaui komunitasnya sendiri.

Sekadar perbandingan, John L. Esposito dan John O. Voll (2001), misalnya, menyebut Gus Dur sebagai salah seorang tokoh (intelektual) yang layak disebut sebagai makers of contemporary Islam. Menurut Esposito dan Voll, Gus Dur layak diposisikan demikian karena terbukti memberikan kontribusi dalam upaya mensintesiskan antara modernitas dengan tradisi Islam sepanjang 1980-1990-an. Kontribusi ini pula yang ingin diurai oleh Effendi pada saat Gus Dur mengendalikan NU sejak 1984.

Beberapa kalangan terutama yang masih memercayai mantra positivisme, tradisi sering dipandang sebagai penghambat kemajuan. Bila ingin maju, masyarakat harus memutus mata rantai dengan tradisi. Begitulah mantra positivisme. Mantra ini jelas tidak bisa digunakan oleh komunitas ''Islam tradisional'' (pesantren dan NU). Sebab kekuatan komunitas ini justru pada tradisi tersebut. Seperti banyak peneliti lain, Effendi juga melakukan pencandaraan terhadap karakter tradisionalisme NU yang berakar pada kiai, pesantren, kitab (kuning atau klasik), dan tradisi keilmuan dari ulama otoritatif ''tempoe doeloe'' yang disebut juga dengan ulama klasik atau ulama salaf.

Di mata Gus Dur, semua unsur yang membentuk karakter tradisionalisme pada NU, bisa menjadi kekuatan jika dikelola secara bertanggung jawab. Bukankah kalangan ''Islam tradisional'' memiliki mantra sendiri untuk merespons perubahan tanpa mengorbankan tradisi, yakni: al-muhafadzatu bil-qadimish-shalih wal-akhdzu bil-jadidil-ashlah. Dengan mantra ini, kata Effendi, kalangan ''Islam tradisional'' mampu mencari jalan tengah antara konservatisme dengan kreativitas (hlm. 89).

Kreativitas kalangan ''Islam tradisional'' terlihat pada kemampuan mereka dalam merespons pelbagai wacana publik yang sarat dengan kontroversi seperti demokrasi, kesetaraan antara kaum laki-laki dan perempuan (gender) di ranah politik, dan HAM. Semua wacana ini dikatakan kontroversial karena di kalangan Islam sendiri terjadi silang pendapat. Bahkan kalangan Islam garis keras mengharamkan semua wacana tersebut. Tidak seperti Islam garis keras, kalangan ''Islam tradisional'' justru mengakrabi wacana tersebut serta memberikan penguatan secara teologis. (*)
Syamsul Arifin

Kepala Pusat Studi Islam dan Filsafat, Unmuh Malang

ARRAHMAH's MEMBER

INGAT UDAH TUA MBAH

zwani.com myspace graphic comments

PADEPOKAN ARRAHMAH CENTER TAPEN KUDU JOMBANG

PADEPOKAN ARRAHMAH CENTER TAPEN KUDU JOMBANG
TEMPAT PARA PEGIAT TEKNOLOGI PEDESAAN BERKREATIFITAS TAK KALAH DENGAN KOTA. Ya di sini ini tempat mangkalnya anak muda visioner.. mau gabung datang aja pasti tambah wawasanmu. atau Hub. call center 0321-7283393 / 085646183366

SIAP TERJUN....DILARANG MENIRU ADEGAN INI, tapi kalo bisa sih monggo kerso

zwani.com myspace graphic comments

CINTA LAURA DAN DHANI

"Magical Template" designed by Blogger Buster